Hubungan Bilateral antara Indonesia-Uzbekistan pertama kali dirintis oleh Presiden RI Soekarno dan Presiden Uzbekistan Shar Rasjidov pada tahun 1956. hingga saat ini hubungan tersebut terus terjaga dengan baik.
Dalam Kunjungan Dinas Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel bersama rombongan Parlemen RI yang di dampingi Dubes RI untuk Uzbekistan dan Kyrgysztan, Sunaryo Kartadinata di Kota Tashkent Uzbekistan (16/5), dan disambut langsung oleh Wakil Perdana Menteri/Menteri Pariwisata dan Olahraga Uzbekistan Abduhakimov Aziz Avdukakharovich .
Pertemuan tersebut membahas terkait bebrapa peluang kerjasama antara Indonesia-Uzbekistan dari sisi ekonomi yang lebih konkret kedepan, apalagi neraca perdagangan antara Indonesia dengan Uzbekistan masih minus.
“ Sejarah pertama hubungan diplomatik Indonesia-Uzbekistan yang telah dilakukan oleh Presiden Soekarno perlu kita perkuat dengan langkah-langkah yang konkret dari sisi Ekonimi, Sehingga kerjasama ini dapat menguntungkan kedua negara,” Ungkap Rachmat Gobel.
Menurut Rachmat Gobel, tugas DPR tidak hanya berfokus pada pengawasan program pemerintah,Namun juga harus bisa terlibat langsung dalam mendorong kerjasama yang baik antara Indonesia dengan nagara lain dari sisi ekonomi.
Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor ke Uzbekistan. Pasalnya, ekspor Indonesia ke Uzbekistan saat ini belum mencakup komoditas ekspor utama seperti crude palm oil (CPO), karet, pisang,maupun kopi.
Peluang meningkatkan ekspor produk-produk tersebut cukup terbuka. Hal ini mengingat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil CPO dan karet terbesar di Asia Tenggara. Sementara Uzbekistan juga makin meningkatkan permintaan atas produk-produk tersebut.
Wisata Religi juga menjadi salah satu peluang kerjasama antara Indonesia-Uzbekistan karena kedua negara ini memiliki mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia.
Salah satu bahan baku utama pupuk yang selama ini dibutuhkan Indonesia, potasium chlorat, diproduksi Uzbekistan. Perlu bagi Indonesia untuk mencari lebih banyak alternatif produsen bahan baku pupuk ini ke negara-negara lain, termasuk Uzbekistan.
“Ke depan kita bisa ambil bahan ini dari Uzbekistan, atau kita mengundang Uzbekistan untuk investasi di Indonesia,” kata Aleg DPR RI Dapil Gorontalo Fraksi NasDem.
Dalam kunjungan muhibah ini, Rachmat Gobel didampingi para anggota DPR, antara lain Sugeng Suparwoto (ketua Komisi VII/Fraksi Nasdem), Supratman Andi Agtas (Ketua Badan Legislasi/Fraksi Gerindra), Willy Aditya (Wakil Ketua Badan Legislasi/Fraksi Nasdem), Achmad Baidowi (wakil Ketua Badan Legislasi/Fraksi PPP), Heri Gunawan (Fraksi Gerindra), Muhammad Syafrudin (anggota Komisi IV/Fraksi PAN), dan Taufik Basari (anggota Komisi III/Fraksi Nasdem).
Wakil dari pemerintah yang ikut hadir dalam muhubah ke Uzbekistan, yakni Muhamad Khayam (Dirjen Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian) dan Heryono Hadi Prasetyo (Kepala Balai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Kementerian Perdagangan. Hadir juga Dirut PT Pupuk Kaltim Rahmat Pribadi.