LAMAHUNEWS.ID (Gorontalo) – Sebelum kegiatan Festival Kuliner Ikan Tuna 2022 di buka, Wakil Ketua DPR RI Fraksi NasDem Dapil Gorontalo, Rachmat Gobel melakukan dialog bersama ratusan nelayan dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo,Jum’at 2 September 2022.
Begitu banyak masalah yang dihadapi oleh para nelayan Gorontalo sehingga mengakibatkan menurunnya hasil tangkap mereka, diantaranya regulasi kebijakan penangkapan ikan terukur,BBM langkah untuk nelayan,pemasaran dan pengamanan wilayah perairan Gorontalo.
Menurut Gobel masalah tersebut harus segera di carikan solusinya, sehingga para nelayan bisa memaksimalkan kembali hasil tangkap mereka agar pendapatannyapun meningkat.
“Minggu depan saya akan undang Menteri KKP, dan akan saya bahas dengan komisi terkait, sehingga masalah yang dihadapi para nelayan Gorontalo bisa mendapatkan solusi terbaik,”ungkap Gobel.
Dalam aspirasi yang disampaikan oleh Ketua Asosiasi Nelayan Gorontalo, Sarlis Mantu,yakni peraturan menteri kelautan dan perikanan Nomor 18 Tahun 2020, tentang penempatan alat penangkap dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan dan laut lepas.
Sarlis menjelaskan, adanya aturan menteri tersebut telah mensejajarkan antara laut Jawa dan laut Gorontalo. Padahal kata dia, “ Laut Gorontalo sendiri hanya merupakan Teluk Tomini yang diapit oleh pulau-pulau.”
Hal yang tak kalah penting juga menurut Sarlis Mantu yakni penataan andon penangkapan ikan yang dinilai tidak memihak kepada nelayan Gorontalo.
Sebenarnya aturan andon itu bagus bagi nelayan, namun saat nelayan mendapatkan tangkapan 10 ton. Maka yang bisa laku di suatu pulau itu hanya 2 ton. Sisanya itu tidak bisa dibawa pulang ke Gorontalo. Dari pada ikannya jadi busuk, maka mereka buang ke tengah laut.
“Hal tersebut dikarenakan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) milik nelayan Goorntalo yang asli masih di tahan di daerah selama 6 bulan. Sementara yang kita punya hanya SIPI andon, dan itu tidak bisa kita bawa ke Gorontalo,”tutup Sarlis.