LAMAHUNEWS.ID, Nasinol – Harga kacang kedelai meningkat akibat fluktuasi harga internasional, khususnya di Amerika Serikat yang merupakan salah satu produsen terbesar kedelai. Pada 2020, harga kacang kedelai di tingkat konsumen masih sekitar Rp8.500 per kg, namun pada 2021 naik menjadi Rp9.500 hingga Rp10 ribu per kg. Kini harga kacang kedelai sudah berada di atas Rp11 ribu per kg.
Melihat kenaikan itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmad Gobel, meminta kepada Pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian untuk mencarikan solusi.
“Tahu dan tempe merupakan makanan rakyat dan digemari seluruh lapisan masyarakat. Selain itu usaha tahu dan tempe juga merupakan sektor yang bisa dimasuki masyarakat bawah dengan mudah. Kenaikan harga kacang kedelai bisa mengganggu lapangan kerja dan lapangan usaha. Sehingga Masalah kacang kedelai harus dicarikan solusi yang lebih permanen. Hal itu membutuhkan kerja sama semua pihak khususnya Kemendag dan Kementerian Pertanian,” ucap Rachmat Gobel, Senin (14/02/2022).
Menurut Gobel, akibat kenaikan harga kacang kedelai secara terus menerus, jumlah pengrajin tahu dan tempe terus berkurang, khususnya pengrajin kecil. Padahal pemerintah sudah tidak mengenakan bea masuk terhadap komoditas kacang kedelai.
“Saat ini, sekitar 80 persen kebutuhan kacang kedelai berasal dari impor. Karena itu, Kementerian Perdagangan harus bisa mengatur stok agar tak mudah diterjang fluktuasi harga internasional maupun oleh situasi perdagangan internasional,” ujar Gobel.
Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo itu meminta, Kemendag harus bisa mengatur stabilitas harga di dalam negeri. Pada sisi lain, walaupun tanaman itu merupakan tanaman subtropis, namun tanaman itu masih bisa berkembang dengan baik di Indonesia.
“Jadi harus ada koordinasi agar kran impor diatur dengan kemampuan Kementerian Pertanian dalam menyediakan kacang kedelai dari petani. Jangan sampai pasar kebanjiran produk impor yang kemudian bikin kapok petani menanam kedelai,” katanya.
Rachmat pun menekankan agar Kementerian Pertanian bekerja keras dan memiliki program yang sistematis agar Indonesia bisa berswasembada kacang kedelai.
“Manfaatkan teknologi dan kuatkan riset. Di masa lalu penguasa kacang kedelai dunia hanyalah Amerika Serikat, namun kini sudah bisa dikalahkan oleh China. Indonesia juga sudah menjadi eksportir edamame. Hal itu membuktikan bahwa tanah Indonesia bisa untuk tanaman kedelai. Ingat, produk olahan kedelai telah menjadi makanan nasional seperti tahu, tempe, bahkan kecap,” pungkasnya. (Rls)