Menghargai jasa setiap orang atau oganisasi yang telah memberikan pengabdian dan pengorbanan yang besar untuk bangsa dan negara merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia.
Partai NasDem dibawah kepemimpinan Surya Paloh selalu memeberikan nasehat kepada semua pengurus dan kader partai agar tidak melupakan jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk bangsa dan agama.
Dalam kegiatan Seminar Nasional yang bertema “Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan” yang diselenggarankan oleh Fraksi NasDem MPR RI di Hotel Mercure Surabaya 20/3/2021, merupakan wujud nyata dalam menumbuh kembangkan sikap keteladanan bagi setiap orang, dan mendorong semangat melahirkan karya terbaik bagi kemajuan bangsa dan negara.
“Fraksi NasDem bertekad mengambil bagian dalam mendorong pemberian gelar pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil, Hal ini untuk menghargai dan menghormati jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah menjunjung tinggi nilai persatuan Indonesia,” ungkap Rachmat Gobel.
Dalam sambutannya, Rachmat Gobel menjelaskan langkah awal yang dilakukan oleh Partai NasDem dan Fraksi NasDem dimulai pada 15 Februari 2019, membentuk Tim Internal dan mengumpulkan data, serta mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak.
“Pengusulan nama Syaikhona Kholil menjadi Pahlawan Nasional tidak lepas dari sejarah perjuangannya sebelum kemerdekaan, kiprahnya dalam membangun bangsa ini diawali dari melakukan syiar agama,membangun sarana ibadah,dan pesantren sebagai pusat pendidikan keagamaan. syaikhona kholil merupakan tokoh sentral pembentukan dan pendirian Nahdatul Ulama,” jelas Rachmat Gobel.
Syaikhona Kholil sering juga disebut sebagai Mbah Kholil Bangkalan. Beliau memiliki nama Muhammad Kholil bin Abdul Latif. Ia lahir 9 Shafar 1252 H, yang bertepatan dengan tanggal 25 Mei 1835 dan wafat pada 29 Ramadan 1343 atau 24 April 1925. Namun banyak versi lain tentang tanggal lahirnya. Keturunan Sunan Gunung Jati itu menjadi guru para pendiri NU, yaitu KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri. Berkat restu Kiai Kholil pula organisasi NU berdiri.
Murid-muridnya juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Melalui pendidikan, lembaga pesantren, dan keteladanannya telah menjadi inspirasi tentang wujud Islam Indonesia, nilai-nilai moral, dan nasionalisme di kalangan santri. Mereka inilah yang kemudian menjadi figur gerakan kebangsaan dan gerakan kemerdekaan Indonesia.